Sistem
Informasi dikembangkan untuk tujuan yang berbeda-beda, tergantung pada
kebutuhan bisnis. SI dapat dibagi menjadi beberapa bagian:
1 . Transaction Processing Systems (TPS) ,
TPS
adalah SI yang terkomputerisasi yang dikembangkan untuk memproses data
dalam jumlah besar untuk transaksi bisnis rutin seperti daftar gaji dan
inventarisasi. TPS berfungsi pada level organisasi yang memungkinkan
organisasi bisa berinteraksi dengan lingkungan eksternal. Data yang
dihasilkan oleh TPS dapat dilihat atau digunakan oleh manajer.
2. Office Automation Systems (OAS) dan Knowledge Work Systems (KWS)
OAS
dan KWS bekerja pada level knowledge. OAS mendukung pekerja data, yang
biasanya tidak menciptakan pengetahuan baru melainkan hanya menganalisis
informasi sedemikian rupa untuk mentransformasikan data atau
memanipulasikannya dengan cara-cara tertentu sebelum menyebarkannya
secara keseluruhan dengan organisasi dan kadang-kadang diluar
organisasi. Aspek-aspek OAS seperti word processing, spreadsheets,
electronic scheduling, dan komunikasi melalui voice mail, email dan
video conferencing. KWS mendukung para pekerja profesional seperti
ilmuwan, insinyur dan doktor dengan membantu menciptakan pengetahuan
baru dan memungkinkan mereka mengkontribusikannya ke organisasi atau
masyarakat.
3 . Sistem Informasi Manajemen (SIM)
SIM
tidak menggantikan TPS , tetapi mendukung spektrum tugas-tugas
organisasional yang lebih luas dari TPS, termasuk analisis keputusan dan
pembuat keputusan. SIM menghasilkan informasi yang digunakan untuk
membuat keputusan, dan juga dapat membatu menyatukan beberapa fungsi
informasi bisnis yang sudah terkomputerisasi (basis data).
4. Decision Support Systems (DSS)
DSS
hampir sama dengan SIM karena menggunakan basis data sebagai sumber
data. DSS bermula dari SIM karena menekankan pada fungsi mendukung
pembuat keputusan diseluruh tahap-tahapnya, meskipun keputusan aktual
tetap wewenang eksklusif pembuat keputusan.
5 . Sistem Ahli (ES) dan Kecerdasan Buatan (AI)
AI
dimaksudkan untuk mengembangkan mesin-mesin yang berfungsi secara
cerdas. Dua cara untuk melakukan riset AI adalah memahami bahasa
alamiahnya dan menganalisis kemampuannya untuk berfikir melalui problem
sampai kesimpulan logiknya. Sistem ahli menggunakan
pendekatan-pendekatan pemikiran AI untuk menyelesaikan masalah serta
memberikannya lewat pengguna bisnis. Sistem ahli (juga disebut
knowledge-based systems) secara efektif menangkap dan menggunakan
pengetahuan seorang ahli untuk menyelesaikan masalah yang dialami dalam
suatu organisasi. Berbeda dengan DSS, DSS meningalkan keputusan terakhir
bagi pembuat keputusan sedangkan sistem ahli menyeleksi solusi terbaik
terhadap suatu masalah khusus. Komponen dasar sistem ahli adalah
knowledge-base yaikni suatu mesin interferensi yang menghubungkan
pengguna dengan sistem melalui pengolahan pertanyaan lewat bahasa
terstruktur dan anatarmuka pengguna.
6. Group Decision Support Systems (GDSS) dan Computer-Support
Collaborative
Work Systems (CSCW) Bila kelompok, perlu bekerja bersama-sama untuk
membuat keputusan semi-terstruktur dan tak terstruktur, maka group
Decision support systems membuat suatu solusi. GDSS dimaksudkan untuk
membawa kelompok bersama-sama menyelesaikan masalah dengan memberi
bantuan dalam bentuk pendapat, kuesioner, konsultasi dan skenario.
Kadang-kadang GDSS disebut dengan CSCW yang mencakup pendukung perangkat
lunak yang disebut dengan “groupware” untuk kolaborasi tim melalui
komputer yang terhubung dengan jaringan.
7. Executive Support Systems (ESS)
ESS
tergantung pada informasi yang dihasilkan TPS dan SIM dan ESS membantu
eksekutif mengatur interaksinya dengan lingkungan eksternal dengan
menyediakan grafik-grafik dan pendukung komunikasi di tempat-tempat yang
bisa diakses seperti kantor.
Penerapan
TI dan komunikasi diperlukan dalam dunia bisnis sebagai alat bantu
dalam upaya memenangkan persaingan. Pembangunan TI organisasi/perusahaan
dilakukan secara bertahap sebelum sebuah sistem holistik atau
menyeluruh selesai dibangun, hal tersebut disesuaikan dengan kekuatan
sumber dayayang dimiliki. Dalam penerapannya rencana strategis
TeknologiInformasi senantiasa diselaraskan dengan rencana
organisasi/perusahaan, agar setiap penerapan TI dapat memberikan nilai
bagi organisasi/perusahaan. Mengacu kepada Arsitektur TI
organisasi/perusahaan, penerapan TI yang dilakukan dikategorikan sebagai
berikut :
-
Aplikasi TI yang menjadi landasan dari berbagai aplikasi lain yang ada
di dalam organisasi/perusahaan antara lain sistem operasi, basis data,
network management dan lain-lain.
-
Aplikasi yang sifatnya mendasar (utility) yaitu aplikasi TI yang
dipergunakan untuk berbagai urusan utilisasi sumber daya
organisasi/perusahaan anatara lain sistem penggajian, sistem akuntansi
& keuangan dan lain-lain.
- Aplikasi yang
sesuai dengan kebutuhan spesifik organisasi/perusahaan terutama yang
berkaitan dengan proses penciptaan produk/jasa yang ditawarkan
organisasi/perusahaan antara lain Aplikasi Properti, Aplikasi Forwarding
dan Aplikasi Pergudangan.
SIM
sering kali dipandang sebelah mata karena merupakan departemen yang
hanya bisa menghabiskan uang tanpa bisa menghasilkan uang, hal inilah
yang kadang menjadi problematika tersendiri bagi pengguna SIM di
organisasi/perusahaan. Terkadang banyak organisasi/perusahaan memandang
sebelah mata akan peran Ti dalam menunjang proses di
organisasi/perusahaan tersebut, memang belum banyak alat ukur yang dapat
digunakan untuk mengukur seberapa besar Ti berperan atau ikut andil
dalam memajukan organisasi/perusahaan?. Beberapa penerapan dari TI dan
Komunikasi antara lain dalam organisasi/perusahaan, dunia bisnis, sektor
perbankan, pendidikan, dan kesehatan. Dan yang akan dibahas disini
adalah khusus penerapan Teknologi Infromasi dan Komunikasi dalam
organisasi/perusahaan. Penerapan TI dan Komunikasi banyak digunakan para
usahawan. Kebutuhan efisiensi waktu dan biaya menyebabkan setiap pelaku
usaha merasa perlu menerapkan TI dalam lingkungan kerja. Penerapan TI
dan Komunikasi menyebabkan perubahan pada kebiasaan kerja. Misalnya
penerapan Enterprice Resource Planning (ERP). ERP adalah salah satu
aplikasi perangkat lunak yang mencakup sistem manajemen dalam
organisasi/perusahaan untuk menggantikan kebanyakan pekerjaan dengan
cara lama.
Untuk
dapat mengetahui andil pengguna SIM di organisasi/perusahaan adalah
dengan mengetahui keuntungan-keuntungan penerapan TI di
organisasi/perusahaan tersebut, misalnya:
- Yang tadinya manual menjadi otomatis, dan hal ini mengurangi biaya untuk tenaga kerjanya, biaya untuk kertas, alat tulis, dll.
-
Waktu mengerjakan yang lebih cepat dengan adanya TI. Sebab dengan TI
ini akan memperbendek rantai birokrasi, yang tadinya selesai dalam 1
minggu dengan TI hanya butuh waktu 1 hari. Apabila waktu tadi kita
konversikan ke biaya maka akan mendapatkan penghematan sekian rupiah.
-
Pengambilan keputusan yang lebih cepat, karena dengan TI maka data yang
dibutuhkan dapat diperoleh dengan cepat. Hal ini tentu saja akan
menjadikan organisasi/perusahaan menjadi lebih kompetitif. Sebab
dampaknya akan sangat besar bisa jadi karena pengambilan keputusan yang
lambat sebuah organisasi/perusahaan akan kehilangan banyak order.
-
Dengan penerapan TI kita akan dapat menghemat baiaya promosi dan
pemasaran, karena promosi lewat web site akan sangat murah dan konsumen
dapat melihat profil organisasi/perusahaan dari mana saja diseluruh
dunia.
-
Dengan TI maka sistem akan dapat terintegrasi disemua
organisasi/perusahaan sehingga hal ini akan dapat meningkatkan kecepatan
dalam merespon sesuatu dan pihak manajemen akan dengan cepat mengetahui
kondisi organisasi/perusahaan-nya tanpa harus berkunjung ke kantor
cabang yang jauh dan memakan biaya transportasi.
Jadi
sebenarnya penerapan TI ini akan sangat menghemat biaya di semua aspek,
baik tenaga kerja, proses, pemasaran, maupun manajemen. Dan penerapan
TI ini juga akan dapat mempercepat kemajuan organisasi/perusahaan,
dengan semain meningkatnya margin organisasi/perusahaan.
Untuk
mengetahui secara pasti berapa keuntungan yang dihasilkan oleh TI maka
dapat menghitungnya dari penghematan-penghematan yang dihasilkan
organisasi/perusahaan sebagai imbas dari penerapan TI dikonversikan ke
Rupiah, dan kemajuan-kemajuan yang dicapai organisasi/perusahaan dari
penerapan TI ini, maka akan muncul angka yang cukup signifikan.
Sistem Informasi secara umum mempunyai beebrapa peranan dalam organisasi/perusahaan, diantaranya sebagai berikut:
-
Minimize risk, Setiap bisnis memiliki risiko, terutama berkaitan dengan
factorfaktor keuangan. Pada umumnya risiko berasal dari ketidakpastian
dalam berbagai hal dan aspek-aspek eksternal lain yang berada diluar
kontrol organisasi/perusahaan.. Saat ini berbagai jenis aplikasi telah
tersedia untuk mengurangi risiko-risiko yang kerap dihadapi oleh bisnis
seperti forecasting, financial advisory, planning expert dan lain-lain.
Kehadiran TI selain harus mampu membantu organisasi/perusahaan
mengurangi risiko bisnis yang ada, perlu pula menjadi sarana untuk
membantu manajemen dalam mengelola risiko yang dihadapi.
-
Reduce costs, Peranan TI sebagai katalisator dalam berbagai usaha
pengurangan biaya-biaya operasional organisasi/perusahaan pada akhirnya
akan berpengaruh terhadap profitabilitas organisasi/perusahaan.
-
Create new realities, Perkembangan TI terakhir yang ditandai dengan
pesatnya teknologi internet telah mampu menciptakan suatu arena bersaing
baru bagi organisasi/perusahaan, yaitu di dunia maya. Berbagai konsep
e-business semacan e-commerce, e-procurement, e-customer, e-loyalty, dan
lain-lainnya pada dasarnya merupakan cara pandang baru dalam menanggapi
mekanisme bisnis di era globalisasi informasi.
Sehubungan
dengan hal tersebut biasanya ada empat cara yang ditawarkan TI untuk
mengurangi biaya-biaya kegiatan operasional yaitu:
-
Eleminasi proses, Implementasi berbagai komponen TI akan mampu
menghilangkan atau mengeliminasi proses-proses yang dirasa tidak perlu.
Contoh call center untuk menggantikan fungsi layanan pelanggan dalam
menghadapi keluhan pelanggan.
-
Simplifikasi proses, Berbagai proses yang panjang dan berbelit-belit
(birokratis) biasanya dapat disederhanakan dengan mengimplementasikan
berbagai komponen TI. Contoh order dapat dilakukan melalui situs
organisasi/perusahaan tanpa perlu datang ke bagian pelayanan order.
-
Integrasi proses, TI juga mampu melakukan pengintegrasian beberapa
proses menjadi satu sehingga terasa lebih cepat dan praktis (secara
langsung akan meningkatkan kepuasan pelanggan juga).
- Otomatisasi proses, Mengubah proses manual menjadi otomatis merupakan tawaran klasik dari TI.
-
Add Value, Peranan selanjutnya dari TI adalah untuk menciptakan value
bagi pelanggan organisasi/perusahaan. Tujuan akhir dari penciptaan value
tidak sekedar untuk memuaskan pelanggan, tetapi lebih jauh lagi untuk
menciptakan loyalitas sehingga pelanggan tersebut bersedia selalu
menjadi konsumennya untuk jangka panjang.
Berkat teknologi ini, berbagai kemudahan dapat dirasakan oleh manusia seperti:
- TI melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses yang menggantikan peran manusia.
-
TI berperan dalam restrukturisasi terhadap peran manusia yang melakukan
perubahan-perubahan terhadap sekumpulan tugas atau proses.
-
TI memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan berbagai bagian yang
berbeda dalam organisasi dan menyediakan banyak informasi ke manajer.
- TI juga memengaruhi antarmuka-antarmuka organisasi dengan lingkungan, seperti pelanggan dan pemasok.
- TI dapat digunakan membentuk strategi untuk menuju keunggulan yang kompetitif (O’Brien, 1996), antara lain:
1. Strategi biaya: meminimalisir biaya/ memberikan harga yang lebih murah terhadap pelanggan, menurunkan biaya dari pemasok.
2.
Strategi diferansiasi: mengembangkan cara-cara untuk membedakan produk/
jasa yang dihasilkan organisasi/perusahaan terhadap pesaing sehingga
pelanggan menggunakan produk/jasa karena adanya manfaat atau fitur yang
unik.
3.
Strategi inovasi: memperkenalkan produk/jasa yang unik, atau membuat
perubahan yang radikal dalam proses bisnis yang menyebabkan
perubahan-perubahan yang mendasar dalam pengelolaan bisnis.
4.
Strategi pertumbuhan : mengembangkan kapasitas produksi secara
signifikan, melakukan ekspansi ke dalam pemasaran global, melakukan
diversifikasi produk/jasa bam, atau mengintegrasikan ke dalam
produk/jasa yang terkait.
5.
Strategi aliansi: membentuk hubungan dan aliansi bisnis yang baru
dengan pelanggan, pemasok, pesaing, konsultan, dan lain-lain.
Bagi
beberapa organisasi/perusahaan, sebuah strategi TI tidak selalu pada
kasus yang formal. Walaupun dinamakan perencanaan Sistem Informasi
“Strategic”, arsitektur aplikasi, data, teknologi dan proses manajemen
IS, yang terdiri dari standar pengembangan dan pelaporan, semuanya
disajikan dengan rencana, proses dan kebutuhan dari bisnis yang ada saat
ini. Tidak ada acuan atau philosofi untuk kegunaan teknologi di
organisasi/perusahaan dan tidak terkesan adanya aturan yang signifikan
dalam menentukan strategi mana yang lebih efektif, menguntungkan dan
dapat dikerjakan dengan mudah. Dalam lingkungan konvensional, hubungan
antara strategi kompetitif organisasi/perusahaan dan manfaat penggunaan
TI dikembangkan melalui beberapa lapisan; dari perencanaan, analisa dan
perancangan. Dapat dipahami bila pada ligkungan sseperti ini TI memiliki
pengaruh yang kecil terhadap strategi kompetitif organisasi/perusahaan.
Sejalan dengan semakin luasnya pemanfaatan TI di lingkungan bisnis,
semakin terlihat tidak ada lagi pemisahan antara TI dan Strategi
kompetitif organisasi/perusahaan, karena semua strategi kompetitif harus
memiliki TI sama halnya dengan memiliki marketing, produsen dan
keuangan.
Perencanaan
Strategis SI diperlukan agar sebuah organisasi dapat mengenali target
terbaik untuk melakukan pembelian dan penerapan SIM dan menolong untuk
memaksimalkan hasil dari investasi pada bidang TI. Sebuah SI yang dibuat
berdasarkan Perancangan Startegis SI yang baik, akan membantu sebuah
organisasi dalam pengambilan keputusan untuk melakukan rencana bisnisnya
dan merealisasikan pencapian bisnisnya. Dalam dunia bisnis saat ini,
penerapan dari TI untuk menentukan strategi organisasi/perusahaan adalah
salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan performa bisnis.
Strategi TI diperlukan untuk:
- Pengetahuan mengenai teknologi baru
- Dilibatkan dalam perencanaan taktis dan strategis
- Dibahas dalam diskusi organisasi/perusahaan
- Memahami kelebihan dan kekurangan teknologi
Dengan
semakin berkembangnya peranan TI dalam dunia bisnis, maka menuntut
manajemen SI/TI untuk menghasilkan SI yang layak dan mendukung kegiatan
bisnis. Untuk itu, dituntut sebuah perubahan dalam bidang manajemen
SI/TI. Perubahan yang terjadi adalah dengan diterapkannya Perancangan
Strategis Sistem Informasi untuk memenuhi tuntutan menghasilkan SI yang
mendukung kegiatan bisnis suatu organisasi. Seiring dengan perkembangan
zaman dan dunia bisnis, peningkatan Perencanaan Strategis Sistem
Informasi menjadi tantangan serius bagi pihak manajemen SI/TI.
SI/TI
sebagai Enabler, organisasi/perusahaan dituntut untuk mengaplikasikan
teknologi bukan hanya untuk menjaga eksistensi bisnisnya melainkan juga
untuk menciptakan peluang dalam persaingan. Pemahaman mengenai peran
pengembangan teknologi dan SI diperlukan untuk mengelola teknologi dan
SI dalam organisasi itu sendiri.
Fungsional
sering disebut kemampuan TI untuk memberikan solusi bagi proses bisnis
(lebih efisien, efektif, reduced cost). TI mendukung
organisasi/perusahaan di level:
- Strategik, Relevan dengan target pencapaian jangka panjang dan bisnis secara keseluruhan
- Taktis, Diperlukan untuk mencapai rencana dan tujuan strategis dalam rangka melakukan perubahan menuju sukses
- Operasional, Proses dan aksi yang harus dilakukan sehari-hari untuk menjaga kinerja
Integrasi Fungsional TI bagi organisasi/perusahaan:
- Strategi bisnis dan strategi TI, pada tingkat eksekusi dan fungsional.
- Operasional bisnis dan infrastruktur TI
- Hubungan antara administrasi proses bisnis dan proses TI supaya eksekusi strategi dapat dilaksanakan.
Peranan
TI pada aktivitas manusia saat ini memang begitu besar. TI telah
menjadi fasilitator utama bagi kegiatan-kegiatan bisnis yang, memberikan
andil besar terhadap perubahanperubahan mendasar bagi struktur, operasi
dan manajemen organisasi. Jenis pekerjaan dan tipe pekerja yang dominan
di jaman TI adalah otonomi dan wewenang yang lebih besar dalam
organisasi. Boundaryless organization adalah kondisi organisasi yang
digunakan dalam TI dengan batas-batas horisontal, vertikal, eksternal
dan geografis yang sehat. Menipisnya batas horisontal mengakibatkan
berkurangnya birokrasi sehingga organisasi menjadi lebih datar, dan
karyawan menjadi lebih berdaya (empowered employees) dan menjadikan
terwujudnya kerja sama lintas fungsional dalam memenuhi kebutuhan
customers yang kompleks. Menipisnya batas eksternal menjadikan
organisasi/perusahaan lebih berfokus ke penyediaan produk dan jasa yang
menjadi kompetensi intinya (care competence). Untuk memenuhi kebutuhan
customers yang kompleks, organisasi/perusahaan membangun jejaring
organisasi (organization network), yang di dalamnya setiap
organisasi/perusahaan menjadi anggota jejaring sehingga mampu
menghasilkan value terbaik bagi customers, karena koordinasi tidak lagi
dijalankan melalui ”command and control mode” namun koordinasi
dilaksanakan melalui komunikasi, persuasi dan kepercayaan (trust).
Kekohesivan organisasi yang menggunakan tim lintas fungsional, dan yang
mempekerjakan karyawan yang berdaya, serta yang menggunakan jejaring
organisasi dalam mewujudkan tujuan organisasi ditentukan dari seberapa
jelas misi dan visi organisasi dirumuskan dan keberhasilan
pengomunikasian strategi tersebut kepada seluruh personel organisasi dan
seluruh organisasi dalam jejaring. Pemberdayaan karyawan yang dilandasi
oleh trust-based relationship antar manajer dan karyawan menjadikan
Information sharing dapat meningkatkan tuntutan tentang otonomi dan
wewenang di kalangan karyawan,Persuasi menjadi pilihan untuk
menggantikan komando, karena knowledge workers menjadi dominan dalam
mewujudkan visi organisasi. dalam memacu komitmen karyawan untuk
mengubah strategi menjadi tindakan nyata.
Broadbent
dan Weill (1996) mengemukakan bahwa infrastruktur TI memberikan pondasi
dasar bagi kapabilitas TI yang digunakan untuk membangun aplikasi
bisnis dan biasanya dikelola oleh kelompok SI, seperti terlihat dalam
gambar berikut ini:
Pengetahuan
dan keahlian manajemen tentang teknologi berhubungan dengan dimana dan
bagaimana menyebarkan TI secara efektif dan menguntungkan untuk mencapai
tujuan-tujuan strategi bisnis. Pengetahuan dan keahlian fungsional
tentang bisnis meliputi tingkat pengetahuan dan variasi fungsi di dalam
bisnis dan kemampuan untuk mengetahui semua lingkungan bisnis. Keahlian
interpersonal dan manajemen meliputi kemampuan untuk berkomunikasi
secara efektif dengan personal dalam area fungsional dan untuk bekerja
di dalam suatu lingkungan kolaborasi, serta kemampuan untuk memimpin tim
proyek. Pengetahuan dan keahlian teknikal mengukur dalam dan luasnya
keistimewaan TI teknik (sistem operasi, bahasa pemrogaman, sistem
manajemen database, network, telekomunikasi, dan lain-lain) di dalam
organisasi.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Dukungan
SIM pada pembuatan keputusan dalam suatu organisasi dapat diuraikan
menurut tiga tahapan, proses pembuatan keputusan, yaitu pemahaman,
perancangan (design), dan pemilihan. Dukungan SIM biasanya melibatkan
pengolahan, file komputer maupun non komputer. Pada tahap pemahaman
hubungannya dengan SIM adalah pada proses penyelidikan yang meliputi
pemeriksaan data baik dengan cara yang telah ditentukan maupun dengan
cara khusus. SIM harus memberikan kedua cara tersebut. SI sendiri harus
meneliti semua data dan mengajukan permintaan untuk diuji mengenai
situasi-situasi yang jelas menuntut perhatian. Baik SIM maupun
organisasi harus menyediakan saluran komunikasi untuk masalah-masalah
yang diketahui dengan jelas agar disampaikan kepada organisasi tingkat
atas sehingga masalah-masalah tersebut dapat ditangani. Pada
tahap ini juga perlu ditetapkan kemungkinan-kemungkinannya. Dukungan
SIM memerlukan suatu data base dengan data masyarakat, saingan dan
intern ditambah metode untuk penelusuran dan penemuan masalah-masalah.
Pada tahap perancangan (design), kaitannya dengan SIM adalah membuat
model-model keputusan untuk diolah berdasarkan data yang ada serta
memprakarsai pemecahan-pemecahan alternatif. Model-model yang tersedia harus membantu
menganalisis alternatif-altematif. Dukungan SIM terdiri dari perangkat
lunak statistika serta perangkat lunak pembuatan model lainnya. Hal ini
melibatkan pendekatan terstruktur, manipulasi model, dan sistem
pencarian kembali data base.
Pada tahap pemilihan, SIM menjadi paling efektif
apabila hasil-hasil perancangan disajikan dalam suatu bentuk yang
mendorong pengambilan keputusan. Apabila telah dilakukan pemilihan, maka
peranan SIM berubah menjadi pengumpulan data untuk umpan balik dan
penilaian kemudian. Dukungan SIM pada tahap pemilihan adalah memilih
berbagai model keputusan melakukan analisis kepekaan (analisis sensitivitas) serta
menentukan prosedur pemilihan. Dukungan SIM untuk pembuatan keputusan
terdiri dari suatu database yang lengkap, kemampuan pencarian kembali
database, perangkat lunak statistika dan analitik liainnya, serta suatu
dasar model yang berisi perangkat lunak pembuatan model-model keputusan.
Pada dasarnya peranan SIM tersebut pada proses pemahaman,
yang menyangkut penelitian lingkungan untuk kondisi-kondisi yang
memerlukan keputusan. Istilah pemahaman di sini mempunyai arti sama
dengan pengenalan masalah. Kemudian pada proses perancangan serta pada
prosed pemilihan.Sering orang menyatakan bahwa komputer akan mengambil
keputusan, ini merupakan suatu pemyataan yang salah kaprah dan tidak
mengetahui letak peranan komputer serta bagaimana suatu proses
pengambilan keputusan dilakukan. Keputusan sebenarnya hanya dapat
diambil atau dilakukan oleh manusia. Oleh karena itu, manusia pengambil
keputusan harus selalu menjadi bagian dari suatu pemilihan. Suatu
algoritma keputusan, suatu aturan keputusan atau suatu program komputer
hanya membantu dengan memberikan dasar untuk suatu keputusan, akan
tetapi pemilihan keputusan dilakukan oleh seorang manusia. Pernyataan
komputer mengambil keputusan pada umumnya didasarkan atas anggapan bahwa
beberapa keputusan dapat diprogramkan, sedangkan keputusan-keputusan
yang lain tidak. Hal ini mengingatkan bahwa klasifikasi tentang
keputusan terprogram dan tidak terprogram sangat penting untuk
perancangan SIM. Ada suatu
kecenderungan di antara para perancang SIM untuk beranggapan, bahwa
suatu database (pusat data) saja akan banyak memperbaiki pengambilan keputusan. Pandangan demikian sebenarnya telah
mengabaikan akan adanya tiga unsur dalam pengambilan keputusan yang
berperan penting, yaitu; data, model atau prosedur keputusan, dan
pengambil keputusan, itu
sendiri.
Oleh karena itu pengambilan keputusan dapat diperbaiki dengan data yang
lebih baik, model keputusan yang lebih baik, atau pengambil keputusan
yang lebih baik (lebih terlatih, lebih banyak pengalaman, dan
sebagainya).
Variabel
Shuktur Organisasi merupakan pembagian tugas dan tanggung jawab
mengenai fungsi pengolah data atau informasi. Indikator variabel ini
adalah penempatan fungsi SI berbasis komputer di dalam suatu organisasi.
Implementasi SI Berbasis Komputer, didefinisikan sebagai tingkat
penggunaan SI yang berbasis komputer untuk mendukungkngsi manajerial.
Indikator variabel ini antara lain kemudahan dalam menyelesaikan
pekerjaan, tingkat kemudahan pengoperasian SI, tingkat keamanan SI,
tingkat integritas, database, kemampuan SI menyediakan data dan
informasi untuk kebutuhan internal organisasi.. Kemampuan SI menyediakan
data dan informasi untuk kebutuhan eksternal organisasi.
Kinerja
Karyawan berkenaan dengan hasil pekerjaan yang dicapai oleh karyawan
dalam suatu periode. Indikator variabel ini adalah ketelitian dalam
pekerjaan; kerapian hasil pekerjaan, ketepatan/pemenuhan standar waktu;
kemampuan membuat rencana kerja sehingga tercapai efisiensi dan
efektifitas.
===============
KESIMPULAN
Banyak
manajemen yang tidak puas dengan SI mereka dan secara tajam langsung
menyalahkan sistem komputer. Tiga alasan yang dapat menimbulkan hal ini
adalah:
(a) Besarnya harapan yang tidak terpenuhi.
(b) Tidak tepatnya analisis sistem
(c) Sindroma komputer yaitu anggapan bahwa komputer mampu menanggulangi segala kelemahan manajemen.
Komputer hanya dapat dimanfaatkan bila telah dianalisis berdasarkan
perbandingan biaya dengan efektifitasnya dan digunakan secara layak.
Keunggulan komputer sebagai suatu alat terletak di dalam kemampuannya
mengolah data yang banyak dan kompleks serta melakukan
perhiturgan-perhitungan yang rumit dalam waktu yang singkat. Hal lain
yang tidak kalah pentingnya adalah kemauan orang-orang di dalam
manajemen untuk bersikap terbuka dalam menyampaikan masalah-masalah yang
ingin dibantu pemecahannya dengan menggunakan komputer.
Sebuah
organisasi, apalagi organisasi yang besar yang memiliki jaringan
transaksi yang cukup besar, sangat membutuhkan tersedianya informasi.
Selain itu adanya departemenisasi dalam suatu organisasi, kebutuhan
informasi bukan merupakan persoalan yang sederhana. Kebutuhan informasi
bukan hanya berkaitan dengan relasi di luar organisasi, tetapi juga
berkaitan dengan personil yang ada pada departemen dalam organisasi yang
bersangkutan. Oleh karena itu diperlukan koordinasi dan komunikasi yang
sistematik. Semakin kompleksnya kegiatan dan berkembangnya
unit/satuan/departemen yang ada dalam suatu organisasi, semakin
mempersulit koordinasi dan komunikasi apabila
tidak diciptakan suatu sistem. Apabila hal itu terjadi, maka akan
menimbulkan kesulitan dalam pengambilan keputusan.
Penggunaan
SIM sebagai alat bantu organisasi/perusahaan pada saat ini untuk
mencapai efisiensi dan efektifitas yang diharapkan dalam menghadapi
lingkungan sekitar dan pengambilan keputusan yang tepat, sehingga dapat
mencapai hasil untuk memiliki keunggulan bersaing