Perkembangan teknologi
komputer sebagai sarana informasi memberikan banya keuntungan. Salah
satu manfaatnya adalah bahwa informasi dapat dengan segera diperoleh dan
pengambilan keputusan dapat dengan cepat dilakukan secara lebih akurat,
tepat dan berkualitas. Namun, di sisi lain, perkembangan teknologi
informasi, khususnya komputer menimbulkan masalah baru. Bahwa banyak
sekarang penggunaan komputer sudah di luar etika penggunaannya,
misalnya: dengan pemanfaatan teknologi komputer, dengan mudah seseorang
dapat mengakses data dan informasi dengan cara yang tidak sah. Adapula
yang memanfaatkan teknologi komputer ini untuk melakukan tindakan
kriminal.
Hal-hal inilah yang kemudian memunculkan unsur etika
sebagai faktor yang sangat penting kaitannya dengan penggunaan sistem
informasi berbasis komputer, mengingat salah satu penyebab pentingnya
etika adalah karena etika melingkupi wilayah – wilayah yang belum
tercakup dalam wilayah hukum. Faktor etika disini menyangkut
identifikasi dan penghindaran terhadap unethical behavior dalam penggunaan sistem informasi berbasis komputer
1. Perilaku Moral , Konsep Etika dan Hukum
Dalam suatu masyarakat yang memiliki kesadaran sosial, tentunya setiap orang diharapkan dapat melakukan apa yang benar secara moral, etis dan mengikuti ketentuan hukum yang berlaku.. Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai perilaku
benar dan salah. Moral dipelajari setiap orang sejak kecil sewaktu yang
bersangkutan masih anak-anak. Sejak kecil , anak-anak sudah
diperkenalkan perilaku moral untuk membedakan mana yang baik dan buruk,
mana yang boleh dan tidak, atau mana tindakan yang terpuji dan tercela.
Sebagai contoh: anak-anak diminta berlaku sopan terhadap
orang tua, menghormati guru, atau tidak menyakiti teman-temannya. Pada
saat anak-anak telah dewasa, dia akan mempelajari berbagai peraturan
yang berlaku di masyarakat dan diharapkan untuk diikuti.
Peraturan-peraturan tingkah laku ini adalah perilaku moral yang
diharapkan dimiliki setiap individu..
Program etika adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai aktivitas yang dirancang untuk mengarahkan pegawai dalam melaksanakan pernyataan
komitmen. Suatu aktivitas yang umum adalah pertemuan orientasi yang
dilaksanakan bagi pegawai baru. Selama pertemuan ini, subyek etika
mendapat cukup perhatian. Contoh lain dari program etika adalah audit
etika. Dalam audit etika,
sesorang auditor internal mengadakan pertemuan dengan seorang manajer
selama beberapa jam untuk mempelajari bagaimana unit manajer tersebut
melaksanakan pernyataan komitmen. Kode etik khusus instansi, Banyak
instansi telah merancang kode etika mereka sendiri. Kadang-kadang kode ini diadaptasi dari kode etik dari organisasi sejenis.
2. Perlunya Etika Dalam Pemanfaatan Teknologi Informasi
Perlindungan atas hak individu di internet dan membangun
hak informasi merupakan sebagian dari permasalahan etika dan sosial
dengan penggunaan sistem informasi yang berkembang luas. Permasalahan
etika dan sosial lainnya, di antaranya adalah: perlindungan hak
kepemilikan intelektual, membangun akuntabilitas sebagai dampak
pemanfaatan sistem informasi, menetapkan standar untuk pengamanan
kualitas sistem informasi yang mampu melindungi keselamatan individu dan
masyarakat, mempertahankan nilai yang dipertimbangkan sangat penting
untuk kualitas hidup di dalam suatu masyarakat informasi.
Dari berbagai permasalahan etika dan sosial yang
berkembang berkaitan dengan pemanfaatan sistem informasi, dua hal
penting yang menjadi tantangan manajemen untuk dihadapi, yaitu:
a. Memahami
risiko-risiko moral dari teknologi baru. Perubahan teknologi yang cepat
mengandung arti bahwa pilihan yang dihadapi setiap individu juga
berubah dengan cepat begitu pula keseimbangan antara risiko dan hasil
serta kekhawatiran kemungkinan terjadinya tindakan yang tidak benar.
Perlindungan atas hak privasi individu telah menjadi permasalahan etika
yang serius dewasa ini. Di samping itu, penting bagi manajemen untuk
melakukan analisis mengenai dampak etika dan sosial dari perubahan
teknologi. Mungkin tidak ada jawaban yang selalu tepat untuk bagaimana
seharusnya perilaku, tetapi paling tidak ada perhatian atau manajemen
tahu mengenai risiko-risiko moral dari teknologi baru.
b. Membangun
kebijakan etika organisasi yang mencakup permasalahan etika dan sosial
atas sistem informasi. Manajemen bertanggung jawab untuk mengembangkan,
melaksanakan, dan menjelaskan kebijakan etika organisasi. Kebijakan
etika organisasi berkaitan dengan sistem informasi meliputi, antara
lain: privasi, kepemilikan, akuntabilitas, kualitas sistem, dan kualitas
hidupnya. Hal yang menjadi tantangan adalah bagaimana memberikan
program pendidikan atau pelatihan, termasuk penerapan permasalahan
kebijakan etika yang dibutuhkan.
Etika merupakan prinsip-prinsip mengenai suatu yang
benar dan salah yang dilakukan setiap orang dalam menentukan pilihan
sebagai pedoman perilaku mereka. Perkembangan teknologi dan sistem
informasi menimbulkan pertanyaan baik untuk individu maupun masyarakat
pengguna karena perkembangan ini menciptakan peluang untuk adanya
perubahan sosial yang hebat dan mengancam adanya distribusi kekuatan,
uang, hak, dan kewajiban.
Dengan menggunakan sistem informasi, penting untuk
dipertanyakan, bagaimana tanggung jawab secara etis dan sosial dapat
ditempatkan dengan memadai dalam pemanfaatan sistem informasi. Etika,
sosial, dan politik merupakan tiga hal yang berhubungan dekat sekali.
Permasalahan etika yang dihadapi dalam perkembangan sistem informasi
manajemen umumnya tercermin di dalam lingkungan sosial dan politik.
Untuk dapat memahami lebih baik hubungan ketiga hal tersebut di dalam pemanfaatan sistem informasi, diidentifikasi lima dimensi moral dari era informasi yang sedang berkembang ini, yaitu:
- Hak dan kewajiban informasi; apa hak informasi yang dimiliki oleh seorang individu atau organisasi atas informasi? Apa yang dapat mereka lindungi? Kewajiban apa yang dibebankan kepada setiap individu dan organisasi berkenaan dengan informasi?
- Hak milik dan kewajiban; bagaimana hak milik intelektual dilindungi di dalam suatu masyarakat digital di mana sulit sekali untuk masalah kepemilikan ini ditrasir dan ditetapkan akuntabilitasnya, dan begitu mudahnya hak milik untuk diabaikan?
- Akuntabilitas dan pengendalian; siapa bertanggung jawab terhadap kemungkinan adanya gangguan-gangguan yang dialami individu, informasi, dan hak kepemilikan?
- Kualitas sistem; standar data dan kualitas sistem apa yang diinginkan untuk melindungi hak individu dan keselamatan masyarakat?
- Kualitas hidup; nilai apa yang harus dipertahankan di dalam suatu informasi dan masyarakat berbasis pengetahuan? Lembaga apa yang harus ada untuk melindungi dari kemungkinan terjadinya pelanggaran informasi? Nilai budaya dan praktik-praktik apa yang diperlukan di dalam era teknologi informasi yang baru
Perkembangan teknologi dan sistem informasi banyak
membawa perubahan pada berbagai aspek kehidupan, khususnya yang
mempengaruhi etika dan sosial masyarakat. Beberapa
organisasi telah mengembangkan kode etik sistem informasi. Namun
demikian, tetap ada perdebatan berkaitan dengan kode etik yang dapat
diterima secara umum dengan kode etik sistem informasi yang dibuat
secara spesifik. Sebagai
manajer maupun pengguna sistem informasi, kita didorong untuk
mengembangkan seperangkat standar etika untuk pengembangan kode etika
sistem informasi, yaitu yang berbasiskan pada lima dimensi moral yang
telah disampaikan di awal, yaitu:
- Hak dan kewajiban informasi; Kode etik sistem informasi harus mencakup topik-topik, seperti: privasi e-mail setiap karyawan, pemantauan tempat kerja, perlakuan informasi organisasi, dan kebijakan informasi untuk pengguna.
- Hak milik dan kewajiban; Kode etik sistem informasi harus mencakup topik-topik, seperti: lisensi penggunaan perangkat lunak, kepemilikan data dan fasilitas organisasi, kepemilikan perangkat lunak yang buat oleh pegawai pada perangkat keras organisasi, masalah copyrights perangkat lunak. Pedoman tertentu untuk hubungan kontraktual dengan pihak ketiga juga harus menjadi bagian dari topik di sini.
- Akuntabilitas dan pengendalian; Kode etik harus menyebutkan individu yang bertanggung jawab untuk seluruh sistem informasi dan menggaris bawahi bahwa individu-individu inilah yang bertanggung jawab terhadap hak individu, perlindungan terhadap hak kepemilikan, kualitas sistem dan kualitas hidup.
- Kualitas sistem; Kode etik sistem informasi harus menggambarkan tingkatan yang umum dari kualitas data dan kesalahan sistem yang dapat ditoleransi. Kode etik juga harus dapat mensyaratkan bahwa semua sistem berusaha mengestimasi kualitas data dan kemungkinan kesalahan sistem.
- Kualitas hidup; Kode etik sistem informasi juga harus dapat menyatakan bahwa tujuan dari sistem adalah meningkatkan kualitas hidup dari pelanggan dan karyawan dengan cara mencapai tingkatan yang tinggi dari kualitas produk, pelayanan pelanggan, dan kepuasan karyawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar